Andalusia adalah suatu daerah yang sekarang berada di Spanyol dan Portugal. Pada masa lalu daerah ini menjadi bagian dari kekuasaan Islam. Fase Andalusia ini merupakan bagian dari masa keemasan Islam. Ilmu pengetahuan berkembang pesat dan menjadi mercusuar ilmu di dunia.
A. Kondisi Andalusia sebelum masuknya Islam
Nama Andalusia berasal dari kata Vandalusia, bangsa yang
menguasai Semenanjung Iberia. Pada tahun 507 M, bangsa Gothia mengalahkan
bangsa Vandalusia dan menduduki semenanjung Iberia.
Raja terakhir mereka yang bernama Witiza meninggal, lalu
terjadi pemberontakan panglima perang yang bernama Roderick. Sehingga
terjadilah peperangan antara putra Witiza dan Roderick. Putra Witiza bersekutu
dengan Graf Yulian, penguasa Ceuta, tetapi masih tidak sanggup menghadapi
Roderick.
Graf Yulian juga memiliki dendam terhadap Roderick. Roderick
meminta penguasa-penguasa di sekitarnya untuk mengirimkan putri rajanya untuk
belajar di Visigoth. Sebenarnya ini hanyalah taktik dari Roderick agar para
penguasa tersebut tidak memberontak. Putri mereka sebagai tawanan.
Termasuk putri Graf Yulian yang bernama Florinda. Roderick
tertarik dengan Florinda dan ingin menikahinya Florinda menolaknya. Roderick
marah lalu menghamilinya. Diam-diam Florinda mengirim surat kepada ayahnya,
Graf Yulian. Ia marah lalu menaruh dendam terhadap Roderick.
Karena belum cukup kuat, Putra Witiza dan Roderick meminta
bantuan kepada gubernur daulah Umayah di Afrika Utara, yaitu Musa bin
Nusayr.
B. Proses
penaklukan Andalusia
1. Musa bin Nusayr mengirim surat kepada
khalifah
Musa bin Nusayr segera mengirim surat kepada Khalifah Al
Walid bin Abdul Malik di Damaskus untuk meminta izin membebaskan Semenanjung
Iberia. Jawaban khalifah pun datang.
“Hendaknya kirim dulu pasukan kecil ke negeri itu sehingga
mereka bisa menyerangnya dan membawa berita kepadamu tentang apa-apa yang ada
di negeri tersebut. Hati-hatilah! Jangan sampai kaum muslimin musnah oleh teror
dan bahaya lautan.”
Musa bin Nusayr
mengirim balasannya,
“Ini bukan lautan,
tetapi hanya terusan sempit. Pantainya terlihat di kejauhan.”
Al Walid kembali
membalas suratnya,
“Tidak apa-apa.
Tetaplah kirim pasukan pendahuluan ke sana!”
2. Misi pendahuluan
Tharif bin Malik dapat disebut sebagai perintis penyelidik.
Ia menyeberangi selat antara maroko dan benua eropa dengan empat buah kapal
yang berisi 500 pasukan. Dalam penyerbuannya ia tidak mendapat perlawanan yang
berarti. Ia kembali dengan harta rampasan yang banyak.
3. Misi Utama
Pada tahun 711 M Musa bin Nushair mengirim 7000 pasukan
dipimpin oleh Thariq bin Ziyad (lalu mendapat tambahan 5000 pasukan dari Musa
bin Nusair). Mereka menyeberangi selat dan mendarat di sebuah gunung yang
dikenal dengan Gibraltar (Jabal Thariq).
Setelah seluruh
pasukan mendarat di wilayah tersebut, Thariq memerintahkan untuk membakar
seluruh kapal. Ia pun mengucapkan pidato singkat yang bersejarah: Al-Aduwwu
amamakum wal bahru wara’akum fakhtar ayyuma syi’tum (Musuh di depan kamu,
lautan di belakang kamu, silahkan pilih mana yang kamu kehendaki). Pidato
tersebut menumbuhkan semangat membara dari kubu kaum Muslimin.
12000 pasukan Muslimin berhadapan dengan 100.000 pasukan
Roderick. Roderick terbunuh dalam Pertempuran Guadalete pada tahun 711 di
pinggir sungai Guadalquivir.
C. Sistem
pemerintahan di Andalusia
Secara singkat, Badri Yatim membagi sistem pemerintahan di
Andalusia menjadi enam periode. Yaitu:
1. Periode
Pertama (711-755 M)
Umat Islam dipimpin oleh para Wali yang diangkat Khalifah
Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Kondisi keamanan belum stabil disebabkan
masalah intern dan eksternal.
Masalah internal:
- Perbedaan pandangan antara khalifah dan gubernur Afrika Utara, menyebabkan pergantian 20 wali dalam waktu singkat.
- Persaingan etnis Barber dan Arab, sementara kaum Arab pun terjadi persaingan antara suku Qaisy dan Yamani.
Masalah eksternal, sisa musuh Islam di Andalusia yang
bertempat tinggal di daerah pegunungan dan tidak pernah tunduk kepada
pemerintahan.
2. Periode Kedua
(755-912 M)
Andalusia kepemimpinannya dipegang oleh Amir, tetapi tidak
tunduk kepada Kekhalifahan Abasiyah di Baghdad. Disebut juga periode Kerajaan
Cordoba.
- Abdurrahman ad-Dakhil
- Hisyam I
- Hakam I
- Abdurrahman al-Austh
- Muhammad bin Abdurrahman
- Munzir bin Muhammad
- Abdullah bin Muhammad
3. Periode
Ketiga (912 – 1013 M)
Pada periode ini, penguasa Andalusia bergelar Khalifah.
Khalifah pada periode
ketiga ini adalah:
- Abdurahman III (912-961 M)
- Al Hakam II (961-976 M)
- Hisyam I (976-1008 M)
- Muhammad II (1008-1009 M)
- Sulaiman II (1009-1010 M)
- Hisyam II (1010-1012 M)
- Sulaiman II (1012-1016 M)
- Abdurahman IV (1016-1024 M)
- Abdurahman III (1024-1025 M)
- Muhammad III (1024-1025 M)
- Hisyam III (1026-1031 M)
4. Periode Keempat (1013 – 1086 M)
Periode ini Andalusia terpecah menjadi kerajaan-kerajaan
kecil atau disebut Muluk Ath Thawaif. Kurang lebih ada 30 kerajaan kecil di
Andalusia. Pada masa ini terjadi perang saudara.
5. Periode
Kelima (1086 – 1248 M)
Pada periode ini Andalusia masih terpecah menjadi
kerajaan-kerajaan, tetapi ada dua kerajaan besar yang dominan, yaitu:
- Dinasti Murabithun (1086-1248 M)
- Dinasti Muwahidun (1146-1235 M)
6. Periode
Keenam (1248 – 1492 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada pada masa
Dinasti Ahmar (1232-1492). Peradaban mengalami kemajuan seperti periode
Abdurahman An Nashir, tetapi pada periode ini Islam hanya berkuasa di wilayah
sempit.
D. Keruntuhan
Islam di Andalusia
Kekuasaan Islam di Andalusia berakhir karena perselisihan
orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad tidak
senang dengan ayahnya karena menunjuk anak yang lain sebagai raja, dalam
pemberontakan tersebut ayahnya terbunuh dan digantikan Muhammad bin Sa’ad. Abu
Abdullah lalu minta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya.
Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan pemimpin yang sah. Abu Abdullah
Muhammad naik tahta.
Lalu Ferdinand dan Isabella berbalik menyerang Abu Abdullah, dan mereka berhasil mengalahkannya. Sehingga pada tahun 1492 M berakhirlah kekuasaan Islam di Andalusia setelah berkuasa tujuh setengah abad.
Comments
Post a Comment